Volume Perdagangan Mata Uang Kripto Meningkat 10 kali Lipat, Bank DBS Kian Optimis

Bank DBS

Share :

Kanalcoin.com – Bank DBS yang berkantor pusat di Singapura, angkat bicara mengenai pertukaran mata uang kripto. Minggu lalu, DBS memaparkan kepada media terkait pendapatan kuartal perusahaan. Perusahaan yang didirikan pada tahun 1968 ini telah beroperasi di 18 pasar.

Desember lalu, pihak DBS sudah meluncurkan pertukaran mata uang digital. Tujuannya untuk membantu investor untuk memanfaatkan perdagangan aset digital. CEO Bank DBS, Piyush Gupta, menyebutkan kemampuan pertukaran digital DBS mirip dengan Coinbase.

“Hanya saja, perbedaannya Coinbase adalah ritel pasar massal. Sementara perusahaan kami, cenderung berhati-hati untuk menawarkan pertukaran uang digital. Kami hanya menawarkannya kepada investor terakreditasi dan telah menjadi mitra institusional,” ujar Gupta sebagaimana dikutip Kanalcoin.com dari News.Bitcoin.com.

Dengan sangat hati-hati, Gupta pun menekankan pada kuartal-I 2021, pendapatan perusahaan cukup menggembirakan. Ia menaksir pendapatan yang diraup berkisar $80 juta aset.Sementara dalam volume perdagangan, laba perusahaan meningkat $40 juta yang sebelumnya hanya $30 juta. Nilai ini naik 10 kali lipat.

“Kami memiliki 120 pelanggan dengan total saluran lebih dari ratusan juta aset,” ujar Gupta.

Lebih lanjut Gupta menambahkan, pada kuartal-II, perusahaan berharap bisa melakukan penawaran token sekuritas pertamanya.

Dalam peluncurannya, bank menekankan DBS Digital Exchange akan menawarkan layanan pertukaran antara empat mata uang fiat. Keempatnya adalah Dolar Singapura (SGD), Dolar Amerika Serikat (USD), Dolar Hong Kong (HKD) dan Yen Jepang (JPY).

Perusahaan turut menawarkan pertukaran uang kripto yang memiliki prospek cerah. Misalnya, seperti Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan Ripple (XRP).

Selanjutnya, Gupta menginformasikan pada minggu lalu bahwa DBS resmi mendirikan perusahaan teknologi. Pihaknya bekerja sama dengan bank investasi asal Amerika Serikat, JPMorgan, dan Temasek Holdings, sebagai perusahaan investasi pemerintah Singapura.

Gupta menyebutkan kalau platform itu nantinya bertujuan untuk mengubah cara pembayaran lintas batas dan penyelesaian bekerja. Adapun saat ini, pembayaran dan penyelesaian lintas batas masih dibatasi oleh masalah T+2. Namun, ia menyimpulkan blockchain mampu mengubah paradigma tersebut.

Dalam pasar keuangan, T+2 dimaksudkan sebagai tanggal perdagangan, lalu ditambah dua hari untuk menunjukkan kapan transaksi sekerutias perlu diselesaikan.

DBS melihat minat masyarakat terhadap perputaran mata uang kripto cukup tinggi. Oleh karenanya, Gupta kian optimis terhadap masa depan cryptocurrency.

(*)

Redaksi Media
Author: Redaksi Media

Cryptocurrency Media

Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments