Kanalcoin.com – Pertukaran mata uang kripto di Turki dilaporkan kian meningkat. Pasalnya, pembelian mata uang kripto sudah melebihi 10.000 lira Turki atau setara dengan $1.200. Hal ini dilaporlan oleh Otoritas keuangan di bawah peraturan anti pencucian uang (AML).
Sementara itu, Menteri Keuangan Turki, Lutfi Elvan, menyebutkan pada Kamis (6/5/2021) malam, negara tengah menggodok aturan tersebut.
Pemerintah Turki berjanji untuk mengatur industri cryptocurrency lokal. Hal ini sejalan dengan dua bursa cryptocurrency lokal yang operasinya ditutup pada April lalu. Penghentian operasi mata uang kripto disinyalir karena mendorong perburuan mata uang kripto.
Tak lama setelah insiden tersebut, Kepala Bank Sentral Turki, Sahap Kavacioglu, bilang, regulasi mengenai mata uang kripto akan segera hadir. Namun, ia menegaskan, larangan secara langsung tidak bisa dilakukan, tetapi pemerintah berjanji akan menghadirkan peraturan aset cryptocurrency.
Pada awal Mei lalu, Turki menambahkan platform mata uang kripto ke daftar perusahaan yang dicakup oleh peraturan AML. Namun, pada Kamis (6/5/2021) malam, Elvan menegaskan peraturan mengenai aset kripto tidak perlu disahkan secara buru-buru.
Sambung dia, peraturan mengenai aset kripto perlu dipertimbangkan dan diterapkan secara hati-hati.
Lanjut Elvan, Badan Investigasi Kejahatan Keuangan Turki telah diberi wewenang untuk mengawasi kepatuhannya terhadap aturan yang beredar.
Namun, hal tersebut dibantah oleh Managing Partner di Mindstone Blockchain Labs, Tansel Kaya. Ia mengatakan pemerintah perlu memberi kejelasan dan segera menerbitkan aturannya.
“Misalnya terkait penyedia layanan aset kripto. Bagaimana kedudukannya? Ini belum jelas,” ujar Kaya sebagaimana Kanalcoin.com lansir dari Cointelegraph.
Bahkan, ia pun menekankan pemerinta perlu memiliki akses terhadap catatan mata uang kripto.
“Ini hanya bagaimana mekanisme yang dilakukan. Berapa pun nilai mata uang kripto, jika sudah di atas 10.000 lira, secara aktif akan dikirim ke agen untuk memantau kejahatan di ranah keuangan,” sambung Kaya.
Baru-baru ini, tepatnya pada Maret lalu, Turki sama sekali tidak mengatur keberadaan mata uang kripto. Padahal, saat itu permintaan terhadap Bitcoin (BTC) dan mata uang kripto lainnya, sedang melonjak tinggi. Kenaikan itu dipicu oleh tekanan mata uang Lira.
Namun, pada pertengahan April lalu, pemerintah telah mengeluarkan larangan mata uang kripto. Larangan itu hanya diberlakukan dalam transaksi pembayaran menjelang akhir bulan. Tak lama kemudian, bursa cryptocurrency lokal, Thodex dan Vebitcoin, ditutup karena tersandung masalah.
Atas hal itulah, pemerintah Turki didesak untuk segera menerbitkan regulasi mata uang kripto. Meski tidak merinci kapan peraturan AML baru diterbitkan, Kaya menegaskan pemerintah Turki akan menerbitkan regulasi baru.
“Secara keseluruhan, kita akan segera memiliki regulasi,” ujar Kaya.
(*)