Kanalcoin.com – Bursa mata uang kripto yang berbasis di India, BuyUCoin, dikabarkan telah terkena serangan hacker atau peretas. Dari kabar terbaru menyampaikan kalau BuyUCoin telah kebocoran data pribadi pengguna sebanyak 325 ribu orang.
Laporan tersebut disampaikan oleh salah satu outlet berita India, Inc42, via Cointelegraph yang dilansir Kanalcoin.com. BuyUCoin dikabarkan tengah mengalami serangan dari sekelompok hacker. Kelompok hacker yang mengatasnamakan ShinyHunters menyebut kalau telah membocorkan sejumlah data penting.
Data yang dibocorkan oleh para hacker itu sendiri meliputi nama, nomor telepon, alamat email, nomor identifikasi pajak, dan detail rekening bank. Data yang dibocorkan oleh para hacker tersebut dikabarkan mencapai lebih dari 325 ribu pengguna.
Akan tetapi, laporan yang selanjutnya muncul dari Bleeping Computer berbeda dari klaim sebelumnya. Bleeping Computer menyebutkan kalau data yang bocor ke publik tersebut kemungkinan hanya berisi informasi pribadi dari 161.487 nasabah BuyUCoin.
Seorang peneliti keamanan siber kenamaan di India, Rajshekhar Rajaharia, sempat mengunggah tangkapan layar dari sejumlah data yang bocor ke publik tersebut. Rajaharia merekam data yang bocor hingga pada September 2020.
Tangkapan layar itu sempat diunggah ke Twitter pada minggu lalu. Dalam tangkapan layar mengenai data pelanggan tersebut, data yang bocor mencakup aktivitas perdagangan dan kode rujukan BuyUCoin.
Pihak BuyUCoin sendiri sempat menyampaikan kalau pihaknya yakin tidak ada satu pun pelanggan mereka yang akan dirugikan oleh pelanggaran data tersebut. Selain itu, BuyUCoin juga menyampaikan kalau pemberitaan mengenai kebocoran data tersebut hanya rumor.
Namun, hanya selang beberapa saat, BuyUCoin menyampaikan kalau mereka tengah menyelidiki secara menyeluruh setiap aspek dari laporan tentang kebocoran data tersebut. Pihaknya akan menyelidiki aktivitas yang termasuk ke dalam kejahatan dan pelanggaran hukum dunia maya oleh entitas asing.
BuyUCoin mengklaim kalau dana yang dimiliki nasabah di perusahaan mereka tetap aman, meskipun ada kasus kebocoran data. Pasalnya, hampir seluruh dana, tepatnya 95 persen, disimpan BuyUCoin di dalam cold storage.
Kendati dana para pengguna BuyUCoin dinyatakan tetap aman, mereka tetap memiliki risiko besar untuk menghadapi tindak kejahatan dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Kejadian yang sama sebenarnya sempat terjadi pada Juni dan Juli 2020 silam.
Saat itu, data pribadi pengguna Ledger telah disusupi dan membuat data 272.853 pengguna ledger dicuri oleh orang yang tidak dikenal. Sejak kejadian itu, para pengguna yang datanya telah dicuri menerima surel yang isinya memeras aset mereka.
Dalam surel tersebut, para pengguna diminta untuk mengirimkan sejumlah mata uang kripto untuk jaminan agar para pengguna tidak terkena tindakan yang tidak diinginkan. Bahkan, mata uang kripto yang diminta itu harus dibayarkan kepada pelaku hanya dalam waktu 24 jam.
Beberapa pengguna BuyUCoin pun sempat khawatir karena data mereka bocor ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab. Sampai berita ini turun, belum ada kabar lebih lanjut dari pihak BuyUCoin.
(*)