CEO dan pendiri Devere Group, Nigel Green, menyampaikan bahwa suatu saat Bitcoin akan mampu menggantikan emas sebagai aset safe-haven yang paling baik dalam suatu generasi. Hal tersebut disampaikan dalam sebuah sesi wawancara dengan MoneyFM, Senin (28/9/2020) waktu setempat.
Green sendiri merupakan pendiri dari Devere Group, organisasi penasihat keuangan independen terbesar di dunia dalam bidang fintech dengan aset yang dikelola mencapai 10 miliar dolar Amerika Serikat (sekitar Rp 149 triliun)
Menurut Green, pemilihan presiden Amerika Serikat yang akan segera dilaksanakan pada November mendatang disebut-sebut mampu mendongkrak harga Bitcoin. Di sisi lain, nilai dolar Amerika Serikat akan turun akibat pemilihan presiden Amerika Serikat.
Dalam wawancaranya dengan MoneyFM, Green menyampaikan pemikirannya tentang Bitcoin. Green menyebut bahwa Bitcoin memiliki kemiripan dengan emas, yang merupakan aset safe-haven dalam dunia keuangan.
Green juga menyampaikan bahwa Bitcoin sampai saat ini semakin diterima oleh masyarakat. Bahkan, beberapa pihak, khususnya generasi-generasi muda lebih memilih menginvestasikan dana mereka ke Bitcoin daripada emas.
“Saya hanya berpikir (bitcoin) secara bertahap menjadi lebih diterima,” kata Green, seperti dilansir Kanalcoin.com dari News.Bitcoin.com.
“Jika Anda kembali ke dasar, selalu ada sistem pembayaran di dunia. Jika Anda kembali ke barter, selalu ada cara orang menghitung skor. Dengan situasi saat ini, kami memiliki pemerintah yang mencatat, dan tidak semua orang di dunia merasa nyaman dengan pemerintah mereka sendiri. Jadi salah satu cara untuk melihat mata uang kripto adalah komputer mencatat skor. “
“Jadi itulah yang telah kita lihat selama beberapa tahun dan secara bertahap semakin banyak penerimaan dari orang-orang. (Bitcoin) mirip dengan emas, sebanyak emas, terbatas, dan jelas orang muda lebih bersedia menerima mata uang digital daripada mungkin beberapa orang tua,” ujar Green melanjutkan.
CEO Devere Group itu juga menyampaikan bahwa saat ini tidak semua orang suka dan percaya dengan mata uang fiat yang bergantung pada pemerintah. Bahkan, beberapa pihak cenderung tidak percaya dengan pemerintahnya sendiri dan lebih memilih menggunakan koin digital yang jumlahnya terbatas.
Green percaya bahwa orang-orang saat ini akan memilih untuk menggunakan koin digital. Bahkan, Green juga percaya akan ada satu generasi yang mana mereka lebih percaya dan menyukai koin digital dibandingkan emas.
“Tentu saja, apa yang terjadi belakangan ini adalah pencetakan uang secara massal, tetapi itu benar-benar ditambahkan secara digital,” ucap Green.
“Jika Anda membanjiri pasar dengan dolar ekstra, sebenarnya Anda sedang mendevaluasi (uang). Keuntungan bitcoin adalah jumlahnya terbatas. Beberapa orang lebih suka komputer menyimpan skor, dan beberapa orang tidak akan percaya pada pemerintah mereka dan mereka lebih suka memiliki sesuatu yang jumlahnya terbatas.
“Apakah kita benar-benar mengira akan memiliki dolar Singapura di saku kita atau apakah kita akan memiliki mata uang digital? Saya pikir kami menerima bahwa pada akhirnya itu akan menjadi mata uang digital.
“Pertanyaan selanjutnya adalah, ‘Apakah bitcoin diterima sebagai bagian dari dunia digital itu?’ Ini menjadi semakin jelas, karena orang-orang muda lebih akrab dengan [bitcoin] dan mereka percaya pada dunia itu daripada mungkin orang lain.”
“Ada generasi tertentu yang lebih percaya pada emas, tapi kemudian ada generasi lain yang datang,” tutur Green lagi.
(*)