Sambut Festival Belanja Online, Pemerintah Cina Wajibkan Pembayaran dengan Yuan Digital

CBDC China ECNY

Share :

Kanalcoin.com – Pemerintah Cina kini kembali membuat kebijakan. Teranyar, beberapa bank milik negara di Cina secara aktif akan mempromosikan Yuan digital. Tujuannya agar Yuan digital sebagai alat pembayaran yang unggul daripada Alipay dan WeChat Pay.

Padahal, Alipay dan WeChat Pay sudah menjadi alat pembayaran terkemuka di negara itu. Menariknya, pada tanggal 1 April lalu, Cina telah menyelesaikan uji coba Yuan digital pertamanya dengan Hong Kong.

Menurut laporan Reuters yang dilansir Kanalcoin.com via Cointelegraph, enam bank terbesar di Cina mempromosikan mata uang digital yang lahir dari Central Bank Digital Currency (CBDC) itu. Promosi ini akan dilakukan menjelang festival belanja online pada 5 Mei 2021 mendatang.

Bank sentral pun mendesak gerai ritel maupun konsumen untuk mengunduh dompet digital, serta melakkukan pembayaran melalui CBDC atau e-CNY. Selain itu, bank sentral Cina juga meminta agar seluruh masyarakat menghentikan pembayaran menggunakan Alipay dan WeChat Pay dalam festival belanja online itu.

Salah satu pejabat bank yang ditunjuk dalam peluncuran uji coba CBDC di Shanghai dan di bawah bimbingan People’s Bank of China (PboC) secara khusus menggambarkan mata uang digital akan lebih unggul daripada Alipay dan WeChat Pay.

“Orang-orang akan menyadari kalau pembayaran Yuan digital sangat nyaman, sehingga saya tidak perlu lagi bergantung pada Alipay ataupun WeChat Pay,” ujar pejabat bank tersebut.

Dalam diskusi panel online pada akhir Maret silam, Kepala Lembaga Penelitian Mata Uang Digital PBoC, Mu Changchum, menyatakan Alipay dan WeChat Pay telah menguasai 98% pasar pembayaran seluler di Tiongkok sampai saat ini.

Hal itu menimbulkan resiko pada sistem keuangan domestik, jika keduanya mengalami masalah apapun.

Changcum memprediksi bank sentral tidak bermaksud untuk bersaing dengan Alipay maupun WeChat Pay. Hanya saja, mereka bertindak sebagai cadangan untuk memastikan stabilitas keuangan jika terjadi sesuatu.

Namun, negara juga meningkatkan upayanya guna mengurangi dominasi para raksasa teknologi, sehingga menekan perilaku anti persaingan di sektor internet.

Sebagai bentuk antisipasi, pada awal April lalu, pemerintah setempat sempatmenggebuk Alibaba dengan rekor denda $2,8 miliar atau sekitar Rp40,40 triliun. Denda dijatuhkan karena adanya dugaan praktik monopoli.

Masih menurut Cointelegraph, nantinya peluncuran Yuan digital akan memungkinkan pemerintah pusat untuk mendapatkan kendali terhadap data keuangan yang disimpan oleh penyedia layanan pembayaran di Cina, yakni Alipay dan WeChat Pay.

“Big data adalah kekayaan. Siapa pun yang memiliki data, tentu akan berkembang pesat. Alipay dan WeChat Pay sama-sama punya lautan data,” ucap pejabat perbankan lain yang ditugaskan untuk mempromosikan CBDC.

Melihat fenomena tersebut, akademisi Martin Chorzempa turut mengomentari konferensi konsensus yang dilaksanakan pada Mei silam.

Dia bilang, sulit bagi regulator keuangan Cina untuk memaksa kedua perusahaan, Alipay dan WeChat Pay, untuk menyerahkan data yang sudah mereka kumpulkan.

“CBDC Cina kemungkinan berpotensi untuk mendapatkan lebih banyak akses ke data pembayaran, serta mendapatkan kembali sebagian kekuasaan dari perusahaan tersebut,” ungkap Chorzempa.

Adapun keenam bank dalam skema CBDC termasuk bank yang memberi pinjaman terbesar di Cina, yakni The Industrial and Commercial Bank of China, Agricultural Bank of China, Bank of China, serta China Construction Bank.

(*)

Redaksi Media
Author: Redaksi Media

Cryptocurrency Media

Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments