Apa itu Proof of Work – Seperti yang sudah pernah disampaikan sebelumnya kalau proses mining bitcoin bukan sesuatu hal yang sederhana dan mudah dilakukan. Selain membutuhkan banyak perangkat dan biaya, nyatanya penambangan juga butuh protokol yang ketat, termasuk proof of work.
Bagi orang-orang yang sudah lama berkecimpung di dunia mining bitcoin, istilah proof of work bukan hal yang asing lagi di telinga. Namun, bagi orang-orang yang masih awam dengan dunia mining bitcoin pasti bertanya-tanya, apa itu proof of work?
Artikel ini akan sedikit menjelaskan kepada kamu mengenai konsep singkat dari proof of work. Berikut penjelasannya untuk kamu.
Apa Itu Proof of Work?
Dalam dunia mining bitcoin, proof of work bisa dibilang sebagai sebuah protokol keamanan yang berfungsi mengamankan sistem blockchain dari serangan para penjahat dunia maya. Salah satu serangan yang sering menyerang adalah distributed denial-of-service (DDoS).
Serangan DDoS sendiri bertujuan untuk menghabiskan tenaga dari sumber daya sistem komputer yang digunakan untuk penambangan dengan mengirim beberapa permintaan palsu kepada miner.
Konsep proof of work sendiri sebenarnya sudah ada sejak sebelum bitcoin diperkenalkan ke publik pada 2008 silam. Bisa dibilang, konsep proof of work telah ada sejak 1993 yang idenya dicetuskan oleh Cynthia Dwork dan Moni Naor.
Namun, istilah proof of work baru benar-benar diperkenalkan pada 1999 oleh Markus Jakobsson dan Ari Juels dalam sebuah dokumen yang mereka terbitkan. Konsensus trustless dan distributed mungkin menjadikan proof of work menjadi konsep dasar yang digunakan oleh Satoshi Nakamoto dalam menciptakan bitcoin pada 2008.
Apa Itu Konsensus Trustless dan Distributed pada Proof of Work?
Dalam proof of work kita kenal ada istilah konsensus trustless dan distributed. Konsensus tersebut merupakan konsep dasar dalam dunia mata uang digital yang tidak membutuhkan pihak ketiga untuk melakukan verifikasi dari setiap transaksi.
Dalam dunia keuangan konvensional yang telah kita kenal sejak lama, para pelaku transaksi harus mempercayakan proses transaksi mereka kepada pihak ketiga. Pihak ketiga ini bisa berupa perusahaan kartu kredit, bank, dan lembaga keuangan lainnya.
Sementara itu, dalam dunia mata uang digital, kamu tidak perlu mempercayakan proses transaksi yang kamu lakukan kepada pihak ketiga. Hal itu dikarenakan setiap pelaku transaksi memiliki salinan transaksinya pada buku besar atau ledger milik mereka.
Dengan demikian, setiap orang bisa memastikan sendiri bahwa transaksi mereka bisa sukses berlangsung tanpa harus mempercayakannya pada pihak ketiga.
Bagaimana Cara Kerja Proof of Work?
Secara sederahana, proof of work dalam dunia penambangan bitcoin dibuktikan dalam bentuk sebuah seri nomor yang panjang dengan nama hash. Hash ini merupakan bukti bahwa seorang penambang telah melakukan sebuah proses penambangan terhadap bitcoin.
Seperti yang sudah disampaikan pada artikel lain, bitcoin adalah sebuah mata uang digital yang beroperasi dalam sebuah sistem besar bernama blockchain. Dalam sistem blockchain inilah seluruh transaksi bitcoin tercatat.
Setiap pengguna atau penambang diharuskan menyelesaikan teka-teki dalam blok secara berurutan yang berisi transaksi antar pengguna bitcoin. Proses tersebut akan menghasilkan hash yang berfungsi untuk memeriksa kecocokan antara data yang asli dengan data yang dihasilkan.
Dengan demikian, transaksi yang terjadi di dalam blockchain bitcoin bisa lebih aman. Hal itu dikarenakan seorang penambang tidak akan bisa menghasilkan hash yang berbeda dari yang sudah ditentukan oleh sistem dalam blockchain bitcoin tersebut.
Bagaimana Kedudukan Proof of Work dalam Penambangan?
Proses penambangan mata uang kripto merupakan sebuah proses algoritma yang rumit untuk menghasilkan mata uang digital baru melalui proses pemecahan teka-teka matematika oleh para penambang.
Transaksi yang dilakukan oleh antarpengguna bitcoin nantinya akan masuk ke dalam sitem blockchain. Berbagai jenis transaksi yang masuk itu nantinya akan digabungkan menjadi satu dalam sebuah blok oleh sistem.
Setelah transaksi-transaksi tersebut dimasukkan ke dalam satu blok yang sama, para penambang yang memiliki kemampuan untuk menjangkau blok akan melakukan proses verifikasi kalau seluruh transaksi yang ada dalam setiap blok adalah transaksi yang sah.
Kemudian, untuk mendapatkan imbalan dari proses penambangan yang mereka lakukan, para penambang akan dihadapkan dengan sebuah ‘teka-teki matematika’ dari blok yang telah mereka targetkan.
Teka-teki matematika tersebut merupakan sebuah bahasa pemrograman yang harus diatasi atau diselesaikan oleh para penambang. Teka-teki inilah yang disebut dengan sebutan masalah proof of work.
Jika para penambang berhasil menyelesaikan teka-teki tersebut, mereka akan mendapatkan sebuah bukti kerja atau proof of work berupa rangkaian angka panjang yang juga disebut dengan hash. Bukti kerja atau proof of work inilah yang akan membedakan antara satu penambang dengan penambang lainnya.
Setiap penambang nantinya akan memiliki bukti kerja mereka masing-masing yang akan digunakan untuk mencocokkan antara data yang dihasilkan dengan data aslinya. Transaksi yang sudah terverifikasi akan disimpan dalam buku besar publik di dalam sistem blockchain.
Penutup
Konsep proof of work sebenarnya bukan hanya digunakan dalam sistem blockhain dari bitcoin saja, melainkan juga mata uang kripto lainnya. Jaringan mata uang kripto lain yang juga menggunakan konsep proof ofwork adalah ethereum.
Selain ethereum, ada juga mata uang kripto lain yang menggunakan konsep proof of work lainnya. Namun, sistem proof of work yang digunakan dalam tiap mata uang kripto bisa saja berbeda-beda, tergantung kebutuhan dan penggunaan mata uang kripto tersebut.
Bahkan, konsep proof of work telah berkembang semakin maju dengan adanya konsep baru yang namanya proof of stake. Tentu, konsep itu akan dibahas pada artikel dan kesempatan lain. Terima kasih dan semoga bermanfaat.
(*)