Kanalcoin.com – Bitcoin Halving adalah satu agenda besar dan penting bagi para penambang Bitcoin di seluruh dunia. Peristiwa ini memegang peranan besar dalam fluktuasi nilai tukar Bitcoin dan intensitas mining. Mari mengenal apa itu Bitcoin Halving melalui uraian artikel yang kami sajikan khusus buatmu ini.
Jangan biarkan dirimu sekadar bertanya-tanya apa itu Bitcoin Halving tanpa mengetahui seberapa penting pengaruh positif dan negatifnya pada investasi kripto. Peristiwa ini adalah bagian dari kode dasar yang mengatur sistem peredaran dan penyimpanan Bitcoin. Jadi, bisa dibilang peristiwa ini terjadi secara otomatis dengan syarat tertentu sesuai perintah yang telah ditanam pada Blockchain Bitcoin.
Bitcoin Halving adalah momen pengurangan reward mining menjadi separuh dari nilai yang beredar saat itu. Peristiwa ini terjadi tiap penambangan mencapai angka 210.000 blok. Mining atau penambangan satu blok berpeluang untuk memperoleh sejumlah bitcoin. Jumlah Bitcoin per 1 blok mining inilah yang dipangkas ke angka separuhnya saat momen Bitcoin Halving.
Pada awal peluncuran, penambangan 1 blok Bitcoin diganjar dengan reward 50 Bitcoin atau biasa disebut 50 BTC. Hal tersebut berlangsung hingga 28 November 2012, di mana Halving pertama kali terjadi. Angka 50 BTC turun menjadi 25 BTC.
Empat tahun berikutnya, pada 9 Juli 2016, nilai reward kembali dipangkas ke angka 12,5 BTC. Halving terakhir terjadi pada 11 Mei 2020 lalu. Hingga hari ini reward mining untuk 1 blok tengah berada pada 6,25 BTC.
Diperkirakan masih akan terjadi satu kali lagi pengurangan nilai reward ini pada tahun 2024. Maka dari itu, dalam tiga tahun ke depan kita akan tiba pada angka reward 3,125 BTC. Angka ini disebut-sebut sebagai angka reward terakhir sebelum seluruh koin yang tersimpan habis disebar.
Pengaruh Bitcoin Halving
Ketika kamu menambang blok, kamu bisa mengumpulkan reward 1 BTC dalam waktu 10 menit. Waktu ini dihitung dengan ketersediaan perangkat keras dan perangkat lunak yang benar-benar mumpuni.
Sementara kebanyakan orang yang menambang dengan cara berkelompok dalam kolam penambangan barangkali akan mendapatkan keuntungan sebesar 0.00000001 BTC untuk 1 blok atau tergantung jumlah penambang keseluruhan dalam satu kolam.
Bila mencermati apa itu Bitcoin Halving hanya dari satu sisi saja, kamu mungkin akan langsung berpikir bahwa ini adalah agenda sistem yang merugikan. Namun, tahukah kamu bahwa peristiwa Halving telah berperan meningkatkan nilai tukar mata uang kripto terbesar ini.
Para miner tentu merasa semakin kesulitan dengan pengurangan reward penambangan. Sebab dengan demikian energi yang mesti dikeluarkan untuk memperoleh 1 BTC menjadi lebih besar. Namun, faktanya Halving memberi dampak menguntungkan pula. Meski di satu sisi reward berkurang, tetapi harga tukar Bitcoin di pasaran menjadi meningkat drastis.
Sejak diluncurkan pada 2009, harga Bitcoin meningkat secara stabil dan signifikan. Pada awalnya Bitcoin hanya diperdagangkan dengan nilai sekian sen dolar. Pada peristiwa Halving pertama, harga menjadi naik di atas US$1.
Halving pertama memang belum menunjukkan pengaruh besar pada harga mata uang kripto ini. Lalu, selama 2012 hingga 2013, terjadi kenaikan harga menyentuh US$1.100. Harga Bitcoin pasca Halving pertama ini terus bergerak naik turun seolah mencari titik stabil.
Hingga memasuki 2015, dari harga US$152, harga Bitcoin terus meningkat perlahan hingga Halving kedua. Kenaikan harga pasca Halving biasanya akan menurun dan meningkat pada titik stabil seiring tinggi rendahnya permintaan dan berbagai kondisi pasar digital.
Halving kedua pada 2016 terbukti sebagai titik keberhasilan sistem Halving sebagai strategi kontrol harga. Pada masa ini, para investor dan penambang dari seluruh dunia telah mengerti bagaimana sistem Bitcoin dioperasikan.
Mereka pun justru menunggu-nunggu datangnya Halving day. Perubahan reward dari 25 BTC ke 12,5 BTC terbukti meningkatkan harga tukar Bitcoin. Satu tahun pasca Halving kedua, nilai Bitcoin mencapai US$19.700. Ya, kira-kira 1 Bitcoin saat itu cukup untuk ditukar dengan 1 rumah tipe 36.
Halving ketiga yang terjadi tahun lalu sempat terancam buruk karena efek pandemi. Dua bulan sebelum Halving day tepatnya pada 8-12 Maret 2020, harga Bitcoin sempat turun sebesar 30% sebagai dampak merosotnya ekonomi global. Dari angka US$8.901, saat itu nilai tukar menjadi US$6.206.
Penurunan tersebut tidak berlangsung lama. Pada Oktober 2020, harga Bitcoin telah mencapai US$13.200. Kenaikan ini diduga juga diakibatkan oleh perekonomian global selama pandemi. Meski sempat menurun, lambat laun para investor mulai merasakan bahwa investasi kripto lebih baik daripada investasi nonkripto.
Sebagaimana diketahui, pada masa pandemi semua aspek perekonomian mengalami kemunduran. Perubahan harga menjadi sangat timpang. Investasi kripto pun menjadi semakin naik daun karena fluktuasi nilainya relatif lebih stabil dari investasi nondigital. Hal ini memicu meningkatnya permintaan mata uang kripto, khususnya Bitcoin.
Ketika permintaan naik, harga Bitcoin pun semakin tinggi. Kestabilan dan keterukurannya melebihi logam paling mahal dalam dunia investasi, yaitu emas. Bahkan miliarder dunia, Elon Musk telah ikut menyatakan ketertarikan pada investasi kripto ini. Hingga awal Juli 2021 ini, harga Bitcoin berada pada angka US$33.005,40.
Skema Bitcoin Halving
Kamu wajib mengenal skema Halving untuk benar-benar memahami apa itu Bitcoin Halving. Pengurangan nilai reward yang terjadi nyatanya tidak sesederhana yang kita bayangkan.
Halving telah disebut sebagai sebuah cara brilian untuk mengontrol inflasi Bitcoin sebagai mata uang yang bernilai tinggi dan stabil. Pemilihan rentang waktu empat tahun sekali bukan terjadi asal ingat perintah pada kode dasar Bitcoin.
Pertama, kamu harus ingat bahwa mata uang ini berjumlah terbatas. Hanya 21 juta BTC akan beredar total di seluruh dunia. Jumlah tersebut akan cepat habis jika diedarkan dalam jumlah yang konstan.
Oleh karena itu mesti ada strategi yang mengendalikan laju penawaran. Ketika kecepatan edar uang tinggi, nilainya akan mengalami surplus. Surplus ini akan mengakibatkan nilai uang menjadi menurun. Di sinilah pemangkasan reward berperan untuk menekan laju penawaran.
Dalam situasi tersebut, nilai uang akan naik. Para investor dan penambang akan menikmati kenaikan harga selama beberapa waktu. Namun, hal tersebut akan bergerak menurun ke angka yang lebih stabil setelah beberapa lama karena penurunan reward ini juga akan “memangkas” jumlah penambang kecil.
Artinya, jumlah permintaan akan menurun sehingga harga pun akan bergerak ke bawah secara pelahan sampai jumlah ketersediaan koin dan penambang menemukan titik seimbang sendiri.
Nah, dari sinilah sistem Bitcoin Halving menjadi sebuah strategi pengendalian mata uang yang brilian. Skema Bitcoin Halving bekerja tidak hanya untuk menaikkan nilai tukar mata uang, tetapi juga mengantarkan harga pasar ke titik stabil antara penawaran dan permintaan.
Berikut ini skema sederhana agar kamu mendapat gambaran lebih utuh mengenai apa itu Bitcoin Halving:
Pengurangan Reward ➡ Setengah Inflasi ➡ Ketersediaan Bitcoin lebih rendah ➡ Permintaan lebih tinggi ➡ Harga lebih tinggi ➡ Insentif penambang masih tersedia terlepas dari imbalan yang lebih kecil karena nilai bitcoin meningkat
Dengan kata lain, kerugian yang timbul oleh pengurangan reward akan tertutup oleh peningkatan nilai harga mata uang.
Bagaimana, sudah memahami apa itu Bitcoin Halving? Skema Bitcoin Halving ini juga mengakomodasi kemungkinan jika harga Bitcoin tidak naik. Jika reward telah dibagi dua dan nilai bitcoin tidak meningkat, kesulitan menambang akan berkurang karena jumlah penambang berkurang.
Mengetahui apa itu Bitcoin Halving juga terbukti bermanfaat untuk menentukan perkiraan waktu yang tepat dalam jual beli aset kripto. Sebagaimana diuraikan di atas, masa pra dan pasca Bitcoin Halving adalah momen di mana harga Bitcoin meningkat drastis.
Artinya cocok digunakan untuk menjual aset dan mendapat keuntungan. Namun kamu tetap perlu melakukan perhitungan yang lebih hati-hati lagi untuk tiap keputusan dalam permainan investasi kripto ini.
(*)