Mike Bloomberg, seorang miliarder sekaligus mantan Walikota New York yang menjadi kandidat Demokrat untuk memenangkan tiket Demokrat dan mendukung mantan Wakil Presiden (Joe Biden) dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat November mendatang. Bloomberg yang sebelumnya mengadvokasi terkait kejelasan peraturan crypto, memberikan keputusan untuk keluar dari perlombaan setelah menghabiskan 620 USD lebih dalam waktu tiga bulan untuk menjalankan kampanye.
Setelah menghabiskan sekitar 215 juta USD dalam iklannya dan gagal menangkap sejumlah delegasi selama ‘Super Tuesday’ kemarin, Mike Bloomberg memberikan keputusan untuk keluar dari perlombaan. Namun sebelum Bloomberg menyatakan keputusan akan dirinya keluar dari perlombaan, ia telah merencanakan untuk melegitimasi pasar Crypto di Amerika Serikat.
Dalam sebuah Reformasi Kebijakan Keuangan di pertengahan bulan Februari lalu, Pendiri dari Bloomberg LP tersebut berniat untuk mengganti bagian dari peraturan negara dan federal Crypto dengan undang-undang yang lebih jelas bagi pemerintahan Cryptocurrency. Kebijakan Crypto Mike Bloomberg membuatnya menjadi kandidat pro-cryptocurrency dari partai Demokrat setelah mantan pesaingnya yaitu Andrew Yang keluar dari perlombaan pada bulan Februari lalu. Andrew Yang telah menjadi pendukung kuat dari adopsi Crypto dan penciptaan standar hukum Cryptocurrency.
Masa Depan Peraturan Crypto di Amerika Pasca Pemungutan Suara 2020
Setelah terjadinya ‘Super Tuesday’ kemarin, kandidat terdepan untuk tiket Demokrat yaitu Joe Biden dan Bernie Sanders tidak ada yang menyinggung hal-hal terkait Crypto di Amerika Serikat dalam penyampaian kebijakan masing-masing selama kampanye. Namun hubungan keduanya dengan ‘big tech’ bisa memberi petunjuk tentang adanya kemungkinan kedua kandidat tersebut mendekati peraturan cryptocurrency.
Sementara mendukung beberapa kritik pada Silicon Valley, Joe Biden secara umum menguntungkan industri teknologi Amerika Serikat. Sedangkan Bernie Sanders dikenal sering menentang perusahaan teknologi besar dan penting seperti Facebook, Amazon, dan Google. Sehingga seorang Biden dapat melihat bahwa proyek Libra yang diusulkan oleh Facebook perlu dicermati.
Sedangkan Presiden Amerika Serikat yang sedang menjabat saat ini, Donald Trump merasa bahwa Crypto merupakan hal yang tidak stabil dan bergantung pada udara tipis. Jadi kemungkinan undang-undang Crypto milik Trump bisa jadi merupakan tanggapan terhadap pemanfaatan Cryptocurrency oleh orang-orang seperti China, Korea Utara, dan Iran.
Melihat tidak adanya kebijakan yang berfokus pada Crypto dari para calon kandidat yang tersisa, kemungkinan masa depan dari peraturan Crypto di Amerika Serikat berada di tangan Kongres. Sehingga tagihan terkait Token Taxonomy Act dan Cryptocurrency Act tahun 2020 berada di hadapan legislatif negara tersebut.
Sehingga dengan melihat kejadian tersebut dimana tidak adanya Mike Bloomberg, adakah kandidat Demokrat lainnya yang akan mengadopsi dan membawa persoalan terkait dengan kebijakan Crypto di Amerika Serikat dalam kampanye nya? Mari ditunggu bagaimana kelanjutan dari masa depan peraturan tersebut.