(24/07) Marubeni Corp atau perusahaan trading di Jepang sekarang ini sudah memberikan dukungannya untuk platform perdagangan berbasis blockchain.
WePower sendiri dilaporkan telah mengembangkan sebuah platform yang sangat memungkinkan perusahaan kecil hingga menengah untuk lebih mudah membeli daya khususnya dari sumber berbasis angin dan matahari lewat perjanjian pembelian daya digital standar. Platform yang bertujuan untuk membuka puluhan miliar dolar untuk pembangkit listrik ke proyek-proyek kecil di pasar listrik Australia.
Platform yang berbasis blockchain ini konon memungkinkan untuk melakukan negosiasi kontrak dengan cepat bahkan lebih cepat dari biasanya serta fleksibel. Di samping itu CEW WePower, Nikolaj Martyunik juga mengatakan kepada Reuters, “Satu-satunya titik yang didiskusikan dalam diskusi tersebut adalah soal harga yang akan menghilangkan banyak kerumitan.”
Pada bulan Februari tahun lalu, WePower sudah berhasil mengumpulkan hingga $ 40 juta dalam waktu satu hari saja, lewat ICO (Initial Coin Offering). Dalam sebuah pengumuman, perusahaan ini juga mengatakan bahwa platform yang dibuat akan sangat memungkinkan produsen tenaga surya dan angin bisa mengumpulkan modal untuk proyek-proyek dengan menjual energi dari proyek masa depan dalam bentuk token.
Marubeni juga sebelumnya sudah berinvestasi dalam proyek lain yang berbasih blockchain, khususnya yang berhubungan dengan energi. Pada bulan Febuari 2019. Perusahaan bermitra dengan startup blockchain yang berbasis di New York untuk menggunakan teknologi pada bisnis energinya.
Mengikut perkembangan blockchain dari crypto saat ini, Facebook dikabarkan akan segera membuat crypto versinya sendiri yaitu Libra. Baru-baru ini, Libra juga menjadi bahan perbincangan banyak orang. Sementara menurut data dari google trends, negara yang paling banyak membicarakan soal Libra lewa mesin pencarian google adalah Tiongkok, Cina. Sementara untuk negara India, pemerintah setempat belum terbuka dengan masuknya Libra saat ini.