Kota Olsztyn di Polandia dikabarkan menjadi kota pertama di dunia yang menggunakan teknologi blockchain untuk meningkatkan kualitas layanan darurat untuk masyarakat yang ada di kota. Kabarnya, teknologi blockchain yang digunakan oleh kota tersebut adalah SmartKey.
Pihak pemerintah kota Olsztyn di Polandia memutuskan untuk mengembangkan kualitas layanan darurat kepada masyarakatnya saat ini. Pemerintah Kota Olsztyn telah memutuskan untuk menggunakan teknologi SmartKey dalam pelayanan darurat mereka.
Pasalnya, Pemerintah Kota Olsztyn menggunakan Ethereum untuk mengembangkan proyek layanan darurat berbasis teknologi blockchain milik mereka ini. Teknologi layanan darurat berbasis blockchain dengan menggunakan SmartKey ini nantinya akan digunakan oleh kepolisian, pemadam kebakaran, dan ambulans.
Nantinya, SmartKey yang digunakan para anggota polisi, pemadam kebakaran, dan tenaga medis akan terhubung ke berbagai aset fisik di perkotaan. Hal ini sudah diuji coba oleh pihak Pemerintah Kota Olsztyn beberapa waktu yang lalu.
Dilansir Kanalcoin.com dari Cointelegraph, Smartkey disebut mampu terhubung ke seluruh perangkat pintar yang akan dimiliki oleh seluruh petugas. Perangkat pintar yang akan digunakan ini nanti bernama Teltonika.
Kontrak pintar yang ada nanti akan terhubung ke Teltonika yang digunakan oleh seluruh anggota tim penyelamat lokal yang bertugas. Koneksi keduanya nanti juga akan terhubung ke seluruh gedung-gedung penting yang ada di seluruh kota.
Dengan demikian, regu penyelamat, baik dari polisi, pemadam kebakaran, atau tenaga medis mampu memasuki gedung tertentu di perusahaan tanpa perlu mengakses pemegang kunci gedung dan meminta izin kepada pemilik gedung. Namun, tentunya hal itu hanya akan dilakukan oleh regu penyelamat dari Pemerintah Kota Olsztyn ketika dalam kondisi darurat.
Marshall dari Warmisko-Mazurskie Voivodeship yang berada di Olsztyn, Gustaw Marek Brzezin, menyebut bahwa SmartKey berbasis teknologi blockchain ini menjadi solusi yang sangat ampuh bagi peningkatan kualitas layanan publik di Olsztyn.
Brzezin juga menyampaikan kalau penggunaan teknologi blockchain dalam pelayanan darurat ini seolah menjawab seluruh permasalah rumit yang dikaitkan dengan perizinan akses gedung. Selain itu, pihak pemilik gedung juga memiliki jaminan keamanan terhadap akses gedung yang dia miliki.
Selama ini, Brzezin mengaku sering kesulitan ketika harus melakukan akses terhadap gedung tertentu untuk melakukan penyelamatan atau pelayanan darurat kepada masyarakat.
“Layanan penyelamatan kami untuk melakukan tugas mereka tanpa halangan adalah hal yang rumit. Penggunaan blockchain dan teknologi SmartKey tampaknya menjadi solusi sempurna, memberikan jaminan kepada pemilik dan penghuni gedung, tetapi juga kebebasan untuk layanan darurat kami,” tutur Brzezin.
Sebelum di Polandia, kota Busan di Korea Selatan juga sempat menerapkan teknologi blockchain dalam layanan publik mereka. Hanya saja, Busan memusatkan teknologi blockchain tersebut pada sistem pembayaran dan reservasi tempat wisata, terutama di objek wisata pantai di Busan, Korea Selatan.
(*)