Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat atau SEC mengaku memiliki cara khusus untuk mengelola dan mengatur mata uang kripto, terutama Bitcoin. Hal tersebut didasari atas anggapan SEC bahwa Bitcoin bukan merupakan saham.
Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), Jay Clayton, baru-baru ini menyampaikan pandangan SEC soal desakan untuk mengatur dan mengelola Bitcoin di Amerika Serikat. Hal itu disampaikan Clayton pada sebuah kesempatan wawancara dengan CNBC Squawk Box, Kamis (19/11/2020).
Pandangan mengenai SEC yang mengatur Bitcoin sebenarnya didasari oleh komentar yang disampaikan CEO JPMorgan, Jamie Dimon, soal regulasi Bitcoin. Dimon menyebut bahwa dirinya secara sengaja tidak menggunakan Bitcoin.
Hal itu dikarenakan Dimon yakin bahwa pemerintah secara cepat atau lambat akan segera mengatur Bitcoin. Bahkan, Dimon yakin bahwa pemerintah dapat mengatur apa pun yang mereka inginkan ketika mereka menginginkannya.
Terlebih lagi, nilai kapitalisasi pasar Bitcoin saat ini sudah menyentuh nilai sebesar 340 miliar dolar Amerika Serikat. Dengan demikian, Dimon percaya kalau semakin besar nilai Bitcoin, Bitcoin akan semakin berpeluang besar untuk diatur oleh pemerintah.
Akan tetapi, Clayton selaku Ketua SEC secara tegas membantah pernyataan Dimon itu. Sampai saat ini, SEC tidak secara resmi mengatur Bitcoin karena mereka tidak menganggap Bitcoin sebagai sebuah sekuritas. Kalaupun nilai Bitcoin semakin tinggi, SEC tidak akan mengatur Bitcoin karena Bitcoin bukan sekuritas.
“Kami memutuskan bahwa Bitcoin bukanlah sekuritas, itu lebih merupakan mekanisme pembayaran dan penyimpan nilai,” ucap Clayton seperti dilansir Kanalcoin.com dari News.Bitcoin.com.
“Kami tidak mengatur Bitcoin sebagai sekuritas. Orang-orang menggunakan ICO dan pada dasarnya membuat penawaran umum sekuritas tanpa mendaftarkannya ke SEC,” ujar Clayton menambahkan.
Kendati demikian, Clayton tidak menutup kemungkinan akan mengatur Bitcoin jika Bitcoin ditempatkan sebagai aset sekuritas untuk mengumpulkan modal sebuah usaha tertentu.
“Ketika orang menggunakan aset kripto sebagai sekuritas untuk mengumpulkan modal untuk sebuah usaha, SEC mengatur itu,” kata Clayton.
Clayton mengklaim bahwa tumbuhnya Bitcoin di kalangan masyarakat saat ini memang disebabkan oleh inefisiensi yang dimiliki dalam sistem pembayaran yang diatur oleh pemerintah. Oleh karena itu, Clayton akan berusaha untuk membuat regulasi terkait pembayaran yang lebih efisien.
“Pemerintah memang mengatur pembayaran dan apa yang kami lihat adalah bahwa mekanisme pembayaran kami saat ini, di dalam negeri dan internasional, memiliki inefisiensi, inefisiensi itu adalah hal-hal yang mendorong kebangkitan Bitcoin,” ucap Clayton.
“Kami akan melihat lebih banyak dari itu … kami akan mempertimbangkan ini secara matang dan kami akan membuat lebih banyak peraturan seputar bidang pembayaran,” tutur Clayton menambahkan.
Clayton sendiri akan segera mundur dari jabatannya sebagai Ketua SEC pada akhir tahun ini. Hal itu sempat disampaikan Clayton pada 16 November lalu.
Sejak dilantik pada 4 Mei 2017 lalu, Clayton menjadi pemegang jabatan Ketua SEC terlama, yakni tiga setengah tahun, sepanjang sejarah yang ada.
(*)