Kanalcoin.com – Kasus skema Ponzi yang didalangi Arbistar di Spanyol kini telah diambil alih investigasinya oleh Pengadilan Nasional Spanyol. Setelah seorang hakim di Tenerife ditahan, kini seorang hakim dari badan hukum nasional akan mengambil alih tugas tersebut untuk melakukan investigasi terhadap kasus skema Ponzi Arbistar.
Menurut laporan media Spanyol, El Pais, yang dikutip Kanalcoin.com via News.Bitcoin.com, Hakim Jose Luis Calama adalah pihak yang telah setuju untuk mengambil alih penyelidikan kasus perusahaan Arbistar 2.0 SL itu.
Kasus tersebut kini diduga telah memakan 1.127 korban penipuan. Namun, pihak pemerintah memperkirakan jumlah korban bisa jauh lebih tinggi, yakn imencapai 32ribu orang.
Tak hanya itu, kerugian yang disebabkan oleh kasus penipuan skema Ponzi Arbistar ini terhitung luar biasa besar. Pasalnya, jumlah uang yang hilang akibat ulah Arbistar bisa mencapai lebih dari 100 juta euro atau setara dengan Rp1,75 triliun.
Akan tetapi, penegak hokum dikabarkan telah berhasil mengembalikan sebanyak lebih dari 41 jutaeuro atau setara dengan Rp719 miliar sebagai ganti rugi untuk sementara waktu. Hakim Calama juga mengungkapkan bahwa kasus skema Ponzi Arbistar bisa jadi merupakan kasus penipuan terbesar di Spanyol yang berkaitan dengan mata uang kripto sepanjang sejarah.
Korban Arbistar di Spanyol sendiri saat ini telah mencakup warga di 30 dari total 50 provinsi di Negeri Matador tersebut.
CEO Arbistar, Santiago Fuentes, kini tengah berada dalam masa percobaan penahanan. Bersama dengan antek-anteknya, Fuentes diduga tidak hanya terlibat dalam kasus penipuan skema Ponzi Arbistarini, tetapi juga telah terlibat dalam beragam kasus criminal, seperti penipuan, pemalsuan dokumen komersial, dan menjadi anggota organisasi kriminal.
Kabar baiknya, dua dari anggota Arbistar yang tadinya tengah buron dan diburu oleh Interpol, kini dilaporkan sudah menyerahkan diri kepada otoritas Spanyol.
Pernyataan Hakim Calama mengenai jumlah korban dan kerugian yang disebabkan oleh kasus penipuan skema Ponzi Arbistar sebenarnya bukanlah hal baru dalam kasus ini.
Pendapat senada juga disampaikan pengacara Carlos Aranguez yang menjadi wakil dari 130 korban skema Ponzi Arbistar. Pada Desember 2020 lalu, Aranguez menyatakan bahwa besarnya dampak yang dipicu oleh skema Ponzi Arbistarini bisa dikategorikan menjadi penipuan digital terbesar di Spanyol.
Korban dari skema Ponzi Arbistarini pun rupanya tidak hanya mencakup warga yang berdomisili di Eropa, tetapi juga di Amerika Latin. Aranguez sendiri menjadi pengacara yang mewakili para korban dari Meksiko, Venezuela, Prancis, Andora, dan hampir 20 provinsi di Spanyol.
Para korban mengaku telah melakukan investasi kepada bot milik Arbicorp tersebut. Arbicorp pada awalnya menjanjikan hasil dengan jumlah fantastis, yakni sebesar 28% dari modal awal.
Namun tanpa diduga sebelumnya, Arbicorp tiba-tiba mengumumkan pembekuan akun milik lebih dari 120ribu investor pada 12 September 2020 dengan alas an adanya kegagalan dalam salah satu bot transaksi kripto milik mereka.
(*)