Kasus SEC Vs Ripple Belum Selesai, Hakim Diminta Blokir Akses ke Sejumlah Dokumen Penting

Babak Baru SEC dan Ripple

Share :

Kanalcoin.com – Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) dilaporkan telah meminta hakim memblokir beberapa dokumen atau catatan internal dalam kasus SEC vs Ripple.

Dilansir Kanalcoin.com dari News.Bitcoin.com, SEC meminta agar Ripple Labs dan para eksekutifnya tak dapat mengakses catatan internal yang tidak terkait dengan kasus XRP.

Ripple sebagai terdakwa diakui SEC tidak benar-benar mencari bukti yang relevan, tetapi justru berusaha untuk mengusik SEC, mengalihkan fokus dari kasus ini, dan berusaha menghentikan SEC dalam hal peninjauan dokumen.

Kepada Hakim Sarah Netburn, SEC telah menulis surat agar akses Ripple Labs diblokir dari beberapa dokumen tertentu.

Surat kepada Hakim Sarah Netburn itu terbit karena adanya izin yang diberikan kepada Ripple Labs dan CEO-nya, Brad Garlinghouse, dan co-founder-nya, Christian Larsen, untuk mengakses beberapa dokumen SEC yang berkaitan dengan XRP, bitcoin, dan ether.

Dalam surat permohonan tersebut, SEC meminta agar dapat menginvestigasi e-mail eksternal dari 19 bank kustodian yang terkait dengan dokumen mengenai 3 mata uang kriptotersebut.

Selain itu, SEC juga meminta kepada hakim agar permintaan terdakwa, Ripple, untuk mengakses beberapa dokumen komunikasi internal milik mereka ditolak. Hal ini dikarenakan, permintaan Ripple itu dianggap tidak relevan dengan kasus tersebut.

SEC mengonfirmasi bahwa mereka tengah berada dalam proses mematuhi perintah pengadilan dan telah memulai untuk meninjau puluhan ribu email eksternal dari bank kustodian yang teridentifikasi, sesuai dengan perintah yang diberikan.

Pengadilan juga telah meminta para pihak terkait untuk bertemu dan berunding mengenai keputusan apakah SEC harus menerbitkan dokumen resmi yang berisi tentang kebijakan lembaga tersebut kepada XRP, bitcoin, dan ether.

Namun, SEC mengklaim bahwa terdakwa, Ripple Labs, telah mengabaikan perintah pengadilan dan menjebak mereka dalam sengketa penemuan yang tidak terbatas dan peninjauan dokumen.

Tak mau kalah, Ripple Labs sebagai tergugat akhirnya menyurati SEC dengan daftar dokumen yang mereka anggap tercakup dalam perintah pengadilan dan harus diperiksa oleh lembaga pengatur saham dan bursa tersebut.

Daftar yang dimaksud Ripple mencakup e-mail internal yang telah diputuskan pengadilan untuk tidak ditinjau dan diterbitkan. E-mail tersebut tak hanya berhubungan dengan XRP, bitcoin, atau ether saja, namun juga berhubungan dengan mata uang kriptosecara umum.

Ripple Labs juga meminta penyertaan bank kustodian ke-20 yang tidak termasuk dalam perintah pengadilan maupun diskusi yang telah dilakukan oleh pihak-pihak terkait.

Menurut SEC, permintaan ini telah melewati batas dokumen yang diperintahkan oleh pengadilan, menandakan bahwa Ripple akan terus mengabaikan perintah pengadilan dan mengajukan permintaan yang memberatkan, tidak perlu, dan tak ada ujungnya.

SEC melanjutkan bahwa pendekatan yang dilakukan oleh Ripple adalah sebuah pola permainan dan tidak menunjukkan bahwa Ripple Labs benar-benar mencari bukti yang relevan, tetapi hanya bertujuan untuk mengusik SEC supaya dapat mengalihkan fokus kasus ini dan menghambat SEC untuk meninjau dokumen.

Tak hanya itu, permintaan terbaru Ripple agar SEC menginvestigasi perangkat pribadi pegawainya membuktikan bahwa Ripple tengah mengalihkan isu dari kasusnya.

Berdasarkan hal tersebut, SEC berusaha mengajukan permintaan supaya pengadilan dapat menahan Ripple untuk mencari bukti yang tak relevan dengan kasus tersebut.

(*)

Redaksi Media
Author: Redaksi Media

Cryptocurrency Media

Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments