Charlie Lee, Mantan Karyawan Google yang Mendirikan Litecoin

Charlie Lee - Litecoin

Share :

Kanalcoin.com – Seperti yang kita tahu, sektor kripto telah memiliki jutaan pengguna di seluruh dunia. Banyak orang yang memutuskan untuk melakukan investasi dan transaksi dengan aset kripto karena cukup menjanjikan. Charlie Lee adalah salah satu sosok yang mendirikan dan menciptakan aset kripto yang menjadi generasi pertama altcoin.

Charlie Lee yang lahir di Afrika Barat adalah seorang pegiat teknologi yang rela meninggalkan Google karena ketertarikannya dengan sektor industri kripto. Di masa itu, Lee tidak membutuhkan waktu lama untuk menelusuri teknologi kripto. Ia hanya membutuhkan waktu sekitar dua tahun untuk belajar sejak dirilisnya kode Bitcoin pada 2009.

Perjalanan Karir Charlie Lee Mendirikan Litecoin

Charlie Lee lahir di Pantai Gading, Afrika Barat. Ia sempat berpindah ke Amerika Serikat ketika usianya baru menginjak angka 13 tahun. Pada tahun 1995, Lee melanjutkan pendidikannya di MIT untuk memperoleh gelar di bidang ilmu komputer.

Tak berhenti sampai disitu, Charlie Lee juga mengenyam pendidikan hingga ke jenjang magister dengan jurusan yang sama dan universitas yang sama pula. Ia berhasil lulus dengan gelar Master Ilmu Komputer pada tahun 2000.

Ketertarikannya pada ilmu komputer mengantarkan Lee pada pekerjaan sebagai software engineer di Kana Communications. Ia bekerja di perusahaan tersebut selama tiga tahun kemudian pindah ke Guidewire Software. Di sana, ia bekerja selama 4 tahun dan pernah menjabat sebagai Senior Software Engineer.

Setelah itu, Charlie Lee sempat memutuskan untuk resign pada Juli 2007 dan pindah ke Google pada bulan September 2007 sebagai software engineer. Ketika bekerja menjadi karyawan Google, Lee menjadi bagian dari tim yang mengerjakan proyek seperti Play Games, Youtube Mobile, dan pengembangan sistem operasi Chrome.

Bukannya menetap di perusahaan terkemuka tersebut, Charlie Lee justru memutuskan untuk meninggalkan Google pada tahun 2013. Tepat setelah lima tahun meninggalkan perusahaan raksasa tersebut, ia memutuskan untuk mendalami perihal blockchain dan sektor kripto.

Peran Charlie Lee dalam Blockchain dan Kripto

Charlie Lee berbagi pada publik bahwa ia pertama kali tertarik pada Bitcoin sejak tahun 2011 ketika masih menjabat sebagai software engineer di Google. Pernyataan ini beberapa kali dikemukakan dalam berbagai kesempatan setiap ia ditanya perihal ketertarikan pada Bitcoin.

Sebelum memutuskan untuk mendalami ruang Bitcoin di tahun 2011, Charlie Lee sempat beberapa kali mencoba perdagangan emas meski ia paham betul bahwa bakatnya adalah dalam bidang teknologi komputer.

Siapa sangka, ternyata selain memiliki bakat di dalam bidang ilmu komputer, Charlie Lee juga menampakkan bakat dan minatnya di bidang ekonomi. Awalnya, ia tidak pernah percaya pada sistem Federal Reserve. Namun berkat sebuah artikel yang ditemukannya, Charlie Lee mulai tertarik pada Bitcoin dan teknologi asasnya, yakni blockchain.

Seperti para pengguna awal lainnya, Lee mulai masuk dalam dunia Bitcoin dari kegiatan penambangan Bitcoin. Pada suatu titik, ia sempat meminta bantuan dari salah satu rekannya yang merupakan pengembang perangkat lunak Bitcoin, yakni Mike Hearn.

Korespondensi terjalin antara Charlie Lee dan rekannya. Ia mulai membeli satu Bitcoin dari Mike. Dengan basis ilmu pendidikan yang diperolehnya di perguruan tinggi dan pengalaman menjadi seorang insinyur perangkat lunak, Lee memiliki keinginan untuk membuat kripto sendiri seperti Bitcoin.

Namun, kegiatan menciptakan altcoin dan mata uang kripto sejenisnya sangat hype di kala itu. Dari tahun ke tahun, seiring dengan perkembangan Bitcoin, mulai bertebaran pula peniru Bitcoin lainnya.

Meskipun begitu, Lee pantang menyerah dan memulai upaya pertamanya dengan Fairbix. Kripto yang sangat mirip dengan Tenebrix ini diluncurkan pada September 2011.

Saat itu, Lee bersama tim memang menyalin kode sumber Tenebrix dan sedikit memperbaikinya. Alhasil ketika Fairbix dirilis, proyek tersebut menjadi gagal total.

Kegagalan tersebut juga disebabkan karena kegaduhan di komunitas kripto. Charlie Lee dan tim kedapatan melakukan prapenambangan sebanyak tujuh juta koin Fairbix sebelum dirilis.  Selain itu, juga terdapat celah di perangkat lunak utama Fairbix. Akibatnya, sistem menjadi rentan untuk diretas dan tidak dapat mempertahankan diri dari 51% attack.

Dari kejadian-kejadian tersebut, tentu Charlie Lee dan timnya banyak belajar dari Fairbix. Pembelajaran tersebut banyak digunakan ketika ia memulai Litecoin. Kurang dari sebulan setelah gagalnya perilisan Fairbix, Lee resmi merilis Litecoin pada Oktober 2011.

Kali ini, Charlie Lee dan tim menyalin kode sumber Bitcoin tetapi melakukan sejumlah penyesuaian dari sebelumnya. Tujuan dibuatnya Litecoin adalah untuk memberikan peningkatan pada platform dan menciptakan sistem yang lebih kuat dari sebelumnya sehingga tidak rentan untuk diretas.

Meski Litecoin dapat ditambang seperti yang lainnya, hal yang berbeda dari sistem ini adalah penggunaan algoritma berbasis Scrypt. Sementara itu, Bitcoin menggunakan algoritma SHA256. Perbedaan algoritma tersebut pada dasarnya dapat mengurangi waktu transaksi hingga 75% dari rata-rata waktu transaksi blok yakni 180 detik.

Keunggulan lain yang Lee coba ciptakan adalah dengan meningkatkan pasokan maksimum Litecoin menjadi 84 juta LTC. Jumlah ini empat kali lipat lebih besar daripada pasokan maksimum yang dimiliki Bitcoin.

Apakah Litecoin Merupakan Pesaing Bitcoin?

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, Litecoin memiliki beberapa kesamaan dengan Bitcoin dan dilengkapi dengan sejumlah fitur yang memiliki keunggulan. Namun, Charlie Lee selalu memberikan pernyataan bahwa Litecoin yang ia ciptakan bukanlah pesaing bagi Bitcoin yang sudah ada lebih dulu.

Yang selalu terlintas dalam benak Lee adalah bahwa Litecoin yang ia ciptakan merupakan kripto yang paling cocok untuk digunakan dalam transaksi yang lebih kecil dan ringan. Misal, ketika melakukan belanja daring. Sementara itu, Bitcoin adalah mata uang yang digunakan untuk transaksi yang lebih berat, yaitu untuk pembayaran internasional.

Pencapaian Litecoin yang Diciptakan Charlie Lee

Perkembangan Litecoin tidak dapat dipandang sebelah mata sebab nilai kapitalisasi pasarnya berhasil mencapai satu miliar dolar hanya dalam waktu dua tahun setelah diluncurkan.

Lebih hebatnya lagi, Litecoin saat ini berhasil masuk dalam jajaran 10 besar aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar. Saat ini, nilai kapitalisasi pasar Litecoin tercatat di angka 1,8 miliar dolar.

Demikian ulasan terkait profil dan perjalanan Charlie Lee sejak mengenyam pendidikan hingga menjadi Direktur Pelaksana dari Litecoin Foundation. Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk Anda.

(*)

Muhammad Zaki Fajrul Haq
Author: Muhammad Zaki Fajrul Haq

Follow me at @mzfajrulhaq (Instagram) or @ZakiFajrul (Twitter).

Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments