Kanalcoin.com – Saat pertama kali terjun ke pasar saham, cryptocurrency, maupun forex, pasti banyak istilah yang belum kamu ketahui artinya. Nah, apakah kamu sudah tahu maksud dari istilah bullish dan bearish yang akan sering kamu temui dalam dunia kripto?
Kata “bull” dan “bear” yang adalah nama hewan tersebut digunakan untuk menggambarkan kondisi pasar, apakah aset mengalami peningkatan nilai (apresiasi) atau justru penurunan (depresiasi).
Awal Mula Munculnya Istilah Bullish dan Bearish
Apa itu Bullish dan Bearsih? Dua istilah ini terinspirasi dari bagaimana seekor banteng dan seekor beruang berkelahi. Saat bertarung, seekor banteng akan mengacungkan tanduknya ke atas, sedangkan beruang akan menunduk ke bawah.
Istilah bull market kemudian dipakai untuk menggambarkan situasi pasar di mana terjadi penguatan nilai dan adanya tren naik (uptrend) yang diharapkan para trader. Ini berbanding terbalik dengan “bear market”, yaitu kondisi pasar yang melemah (downtrend) dan tidak diharapkan berlangsung dalam jangka waktu lama.
Sumber lain mengatakan bahwa dahulu hiduplah para penjual kulit beruang yang berperan sebagai perantara antara produsen dan konsumen. Mereka akan menebak-nebak harga beli kulit beruang tersebut dalam waktu dekat dan berharap harganya turun.
Jika harga turun, mereka akan mendapat keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual. Pertunjukkan adu kekuatan antara banteng dan beruang pernah populer kala itu, sehingga istilah “bullish” dipakai untuk menggambarkan kondisi yang berkebalikan dengan “bearish”.
Pentingnya Mempelajari Istilah Bullish dan Bearish
Tren pasar adalah salah satu aspek mendasar yang dapat diartikan sebagai arah keseluruhan yang dituju oleh suatu aset atau pasar. Hal ini dipengaruhi oleh analisis yang bersifat fundamental dan teknis.
Kamu tentu paham bahwa kemampuan menganalisis keadaan pasar berdampak besar pada portofolio milikmu. Selain itu, mengetahui kondisi “bullish” dan “bearish” dapat membuatmu semakin bijak saat mengambil keputusan investasi.
Karakteristik Bull Market
Bull market menggambarkan situasi pasar di mana nilai aset kripto cenderung naik. Kondisi ekonomi baik-baik saja dan tidak mustahil seorang trader amatir sekali pun bisa memperoleh keuntungan di situasi ini.
Karena cryptocurrency dipengaruhi juga oleh perilaku trader, istilah bull market erat kaitannya dengan sikap optimis trader terhadap tren ekonomi yang sedang berlangsung. Dalam lingkup negara, ekonomi mengalami penguatan (yang ditunjukkan dengan kenaikan nilai PDB) dan angka pengangguran rendah.
Karakteristik Bear Market
Berkebalikan dengan bull market, bear market mengindikasikan nilai aset kripto yang merosot. Pada kondisi bearish, harga sebuah sekuritas menurun hingga 20 persen dalam jangka waktu tertentu (biasanya dua bulan atau lebih).
Kondisi ini biasanya berlangsung di negara-negara yang sedang mengalami kejatuhan ekonomi alias resesi. Ekonomi melambat dan angka pengangguran naik seiring banyaknya PHK. Kebijakan tertentu seperti mengubah persentase pajak yang dilakukan pemerintah juga dapat memperparah kondisi bear market.
Mekanisme Terjadinya Bull Market dan Bear Market
Hubungan sebab-akibat antara penawaran dan permintaan berlaku di sini. Pada bull market, trader berlomba-lomba membeli aset kripto karena percaya nantinya harga akan terus melonjak dan mereka dapat meraup keuntungan besar. Pada bear market, trader lebih banyak menjual daripada membeli yang mengakibatkan harga anjlok.
Dua fenomena ini juga berkaitan dengan sentimen dan perspektif trader. Sentimen negatif di mana trader menarik dan mengalokasikan uangnya untuk investasi lain yang menjanjikan pendapatan tetap tentu dapat memicu bearish.
Respons Ideal Trader Menghadapi Bull Market dan Bear Market
Baik saat menghadapi bull market maupun bear market diperlukan respon ideal agar kamu dapat mengoptimalkan keuntungan dan meminimalisir kerugian.
Pada kondisi bullish kamu dapat menjual beberapa aset kripto kamu untuk mendapat keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli. Sementara itu, pada kondisi bearish, kamu dapat melakukan strategi short selling.
Short selling adalah transaksi di mana kamu meminjam aset kripto dari broker untuk nantinya kamu jual dengan harga tinggi. Namun, karena kamu berhutang, tentu ada yang harus kamu kembalikan kepada broker. Kamu lalu membeli lagi aset kripto yang sama di harga yang sudah lebih rendah. Kamu akan tetap mendapat profit dari selisih harga jual dan harga beli kripto tersebut.
Untuk alternatif lain yang lebih minim risiko, kamu dapat menggunakan hakmu dalam put option. Maksudnya, kamu sebagai holder akan ditunjukkan sebuah kontrak di mana kamu mempunyai hak untuk menjual aset kripto kamu dengan harga yang tertera pada kontrak tersebut.
Tidak ada paksaan dalam kontrak ini. Namun, transaksi ini dianggap lebih aman dibanding short selling apalagi ketika kamu sudah bisa memperkirakan bahwa harga akan semakin jatuh.
Selain itu, beberapa trader biasanya beralih dari cryptocurrency ke saham defensif, di mana saham ini menawarkan return yang konstan dan tidak dipengaruhi oleh perubahan tren dalam pasar.
Saham ini ditawarkan perusahaan-perusahaan yang dikelola pemerintah. Perusahaan tersebut menjual kebutuhan pokok masyarakat sehingga barangnya akan terus dibeli bagaimana pun situasi ekonomi saat itu.
Kesimpulan
Setiap jenis instrumen investasi tentunya datang dengan peluang dan risiko masing-masing. Kamu tidak perlu panik saat pasar sedang bearish apalagi jika investasimu adalah untuk jangka panjang.
Manfaatkan momentum sebaik-baiknya sehingga kamu bisa meraih tujuan investasi. Momentum dalam dunia cryptocurrency adalah waktu terbaik untuk membeli atau menjual aset milikmu. Kepekaan dan kemampuan analisis inilah yang perlu kamu latih untuk menjadi seorang investor atau trader yang handal.
(*)