Apa itu USDT, Primadona Stablecoin yang Penuh dengan Kontroversi

Apa itu USDT, Primadona Stablecoin

Share :

Apa itu USDT? – Semenjak pandemi COVID-19 yang terjadi di seluruh dunia pada paruh kedua tahun 2019, minat investor terhadap mata uang digital terus mengalami peningkatan. Meski sempat mengalami kemerosotan nilai pada awal 2018 hingga ke level $3.400, cryptocurrency justru mengalami kenaikan yang stabil dan menembus level tertinggi pada angka $20.000 per BTC di tahun 2020.

Di antara beragam jenis mata uang kripto yang digunakan, peringkat tingginya diduduki oleh bitcoin dan ethereum. Dua jenis cryptocurrency tersebut merupakan mata uang yang paling dikenal di kalangan investor pemula. Padahal, terdapat beragam jenis cryptocurrency yang ditawarkan, seperti XRP, ADA, DOGE dan USDT.

Apa itu USDT, Mengenal USDT Lebih Dalam

USDT merupakan tether yang dipatok pada mata uang fiat tradisionalnya, yakni dollar Amerika. Namun selain itu, tether juga dijamin pada mata uang lain seperti euro (EUR) dan yen (JPY). Blockchain yang digunakan untuk USDT tidak berdiri sendiri, melainkan dijalankan sebagai token lapis kedua pada mata uang kripto lainnya seperti Tron, Ethereum, EOS, Algoran, dan OMG.

Dalam dunia cryptocurrency, tether sendiri dikategorikan sebagai stablecoin di mana nilainya cenderung stabil dan bebas dari volatilitas mata uang fiat. Ada tiga jenis stablecoin, yaitu stablecoin yang dijamin dengan mata uang fiat/tradisional, stablecoin yang dijamin dengan mata uang crypto, dan stablecoin tanpa jaminan, seperti True USD (TUSD), Pazos Standard (PAX), dan USD Coin (USD).

USDT adalah stablecoin dengan sejarah panjang yang mulai diperdagangkan sejak Februari 2015. Tether awalnya diluncurkan dengan nama RealCoin oleh Tether Ltd. pada Juli 2014, kemudian mengalami perubahan nama menjadi USTether.

Pada bulan November di tahun yang sama, penamaannya resmi diubah menjadi USDT. Sebagai stablecoin tertua, USDT kini telah bermetamorfosa menjadi stablecoin dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia. Pada awal tahun 2021, tercatat kapitalisasi pasar USDT mencapai $49,43 miliar.

Perkembangan USDT dari Tahun ke Tahun

USDT kian menjadi primadona dalam cryptocurrency karena nilainya yang cenderung stabil. Data dari coinmarketcap.com menunjukkan bahwa USDT terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, baik dalam kapitalisasi pasar, volume perdagangan, maupun circulating supply-nya.

Hal ini menjadikannya sebagai cryptocurrency paling diminati kelima pada awal tahun 2021, naik dua posisi sejak tahun 2019. Empat cryptocurrency yang bertengger di atas USDT adalah bitcoin (BTC), ethereum (ETH), binance coin (BNB), dan ripple (XRP).

Dari segi kapitalisasi pasar, USDT terus mengalami peningkatan yang signifikan sejak tahun 2020. Kapitalisasi pasar yang mulanya sebesar $4,1 miliar pada Januari 2020 kini berkembang pesat menjadi $49,43 miliar pada April 2021.

Sementara itu, volume perdagangan USDT bergerak dari angka $21,5 miliar (Januari 2020) menuju angka $105,3 miliar (April 2021). Volume ini jauh melebihi bitcoin, ethereum dan binance coin yang berada di angka $49 miliar, $31,85 miliar, dan $4,07 miliar pada April 2021. Dari segi circulating supply, USDT mencapai jumlah yang cukup besar di tahun 2021, yakni sekitar $49,96 miliar.

Pro, Kontra, dan Potensi USDT

Berdasarkan data dari CryptoCompare, penyedia data pasar cryptocurrency global, pada Februari 2021, 57 persen dari semua perdagangan bitcoin di dunia dilakukan dalam USDT. Tether menjadi pilihan utama para investor karena resiko volatilitas yang rendah jika dibandingkan dengan mata uang kripto lainnya.

Volatilitas ekstrem di pasar kripto dapat mengalami kenaikan atau penurunan sebesar 10 hingga 20 persen dalam satu hari. Cryptocurrency selain tether seperti bitcoin dan binance coin cenderung memiliki volatilitas jangka pendek yang menjadikannya kurang cocok untuk digunakan dalam transaksi harian.

Selain itu, dengan memindahkan ke USDT, trader dapat mengurangi resiko penurunan harga cryptocurrency yang terjadi secara tiba-tiba dan jauh lebih murah ketika melakukan transfer BTC ke USDT ketimbang mata uang fiat.

Dilansir dari Bullish News, pada Senin (26/4/2021), Coinbase Pro dikabarkan menambahkan USDT ke dalam aplikasinya. Detail yang ditambahkan antara lain BTC/USDT, ETH/USDT, USDT/EUR, USDT/GBP, USDT/USD dan USDT/USDC.

Pertukaran tersebut ditujukan sebagai respon dari permintaan pelanggan Coinbase Pro, di mana koin dengan minat paling besar harus memenuhi standar untuk dapat ditambahkan ke aplikasi tersebut. Kabar ini tentu disambut baik oleh pengguna Coinbase Pro dan USDT.

Pasalnya, selama ini konsumen tidak dapat melakukan transaksi USDT melalui coinbase.com atau aplikasi seluler Coinbase. Transaksi tether sebelumnya banyak dilakukan di bursa cryptocurrency populer, seperti BitFinex, CoinSpot, Binance, dan Kraken. Dengan adanya peluncuran tersebut, diharapkan bahwa transaksi USDT akan lebih mudah dan berpotensi lebih banyak dilakukan di masa depan.

Peluncuran tersebut merupakan hasil akhir dari perjalanan yang panjang. Pasalnya, Tether Ltd. telah lama menghadapi kontroversi bahwa mereka tak memiliki cadangan uang yang cukup di rekeningnya untuk menghargai semua koin tether yang ada.

Hal tersebut mengakibatkan harga USDT pernah mengalami penurunan hingga $0,88 per tokennya. Tether juga pernah mendapatkan kritikan dari publik yang menyatakan bahwa cadangan tether tidak pernah diaudit sepenuhnya oleh pihak ketiga yang independen.

Hal tersebut berlanjut pada perselisihan hukum yang terjadi dengan Bitfinex dan Jaksa Agung New York yang berlangsung cukup lama, yakni sejak tahun 2019. Sidang hasil akhir memutuskan bahwa Tether Ltd. harus membayar denda sebesar $18,5 juta.

Lepasnya Tether Ltd. dari persoalan hukum tersebut digadang-gadang merupakan salah satu alasan bagi Coinbase dalam mempertimbangkan penambahan USDT ke dalam aplikasinya. Kabarnya, penambahaan USDT akan dilakukan secara bertahap setelah pasokan tether tercukupi.

Kontroversi permasalahan USDT tidak cukup sampai disitu saja. Pada Maret 2021, terdapat dokumen rahasia beredar secara online yang diklaim merupakan milik Tether. Pengirim mengancam akan membocorkan isi dokumen kepada publik jika tidak menerima koin senilai $24,1 juta.

Meskipun begitu, Tether memutuskan untuk tidak menebus dokumen tersebut dan melaporkannya sebagai bentuk pemerasan. Tak hanya sekali, ternyata kasus peretasan serupa juga pernah dialami Tether pada November 2017 di mana sejumlah koin tether senilai $31 juta hilang dicuri.

Setelah belajar mengenai apa itu USDT, apakah kamu sudah siap untuk melakukan transaksi cryptocurrency dengan USDT?

(*)

Muhammad Zaki Fajrul Haq
Author: Muhammad Zaki Fajrul Haq

Follow me at @mzfajrulhaq (Instagram) or @ZakiFajrul (Twitter).

Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments