Kanalcoin.com – Bagi Anda yang baru pertama kali terjun dan mendalami sektor cryptocurrency, Anda pasti sudah pernah mendengar istilah Ethereum. Ethereum merupakan sebuah platform komputasi terdesentralisasi yang dapat menjalankan program komputer yang disebut dengan smart contact, seperti halnya di Bitcoin. Salah satu produknya adalah Ether (ETH). Namun selain Ether, ada juga yang produk kripto yang disebut dengan Ethereum Classic. Apa itu Ethereum Classic? Apakah sama saja dengan Ethereum? Lantas, bagaimana cara kerja ETC?
Apa Itu Ethereum Classic?
Ethereum Classic adalah platform pecahan dari Ethereum. Salah satu produknya adalah koin Ethereum Classic yang biasa disingkat menjadi ETC. Lebih jelasnya, ETC adalah sebuah produk mata uang kripto yang terdistribusi secara open-source dan memiliki basis blockchain yang menjalankan smart contract atau kontrak pintar.
Jika berbicara tentang apa itu Ethereum Classic dan perpecahannya dengan ETH, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu DAO (Decentralized Autonomous Organization) yang merupakan tipe organisasi yang terdesentralisasi dan The DAO yang merupakan nama perusahaan resmi sekaligus contoh dari DAO.
Smart contract dibuat untuk menjalankan perusahaan dan biasanya akan ada tahap pengumpulan dana dengan menggunakan metode ICO (Initial Coin Offering) atau TGE (Token Generation Event). Para pengguna dapat mengirim sejumlah dana dengan membeli token milik perusahaan dan setelah ICO berakhir, maka DAO akan mulai beroperasi.
Saat ICO masih berjalan, beberapa ahli mengatakan bahwa ada bug dalam kode pemrograman yang dapat meningkatkan risiko peretasan pada sistem. Saat developer tengah membenahi bug pemrograman, seorang hacker berhasil mencuri dana dalam bentuk Ether.
Insiden tersebut berdampak pada hasil ICO The DAO dan harga Ethereum yang langsung anjlok. Malangnya lagi, seluruh dana yang berhasil dikumpulkan dari ICO disimpan di dalam akun yang sama.
Tragedi peretasan itu berdampak buruk pada ekosistem Ethereum dan memicu perpecahan dalam platform. Setelah beberapa waktu, akhirnya Ethereum sepakat untuk melakukan hard fork atau perubahan yang dilakukan pada kode asli blockchain dengan tujuan dapat mengembalikan dana yang dicuri.
Keputusan hard fork ini tidak disetujui oleh beberapa penambang karena dianggap sebagai sebuah bail-out dan akan ada Code is Law. Maka dari itu, komunitas Ethereum akhirnya terpecah menjadi dua kubu.
Para penambang yang tidak sepakat dengan keputusan hard fork kemudian mengambil langkah untuk tidak melakukan upgrade software dan memilih tetap menggunakan sistem Ethereum yang lama. Sistem Ethereum lama inilah yang sekarang disebut dengan apa itu Ethereum Classic.
Perbedaan Ethereum Classic dengan Ethereum
Pada dasarnya, sebagian besar fungsi dasar ETC masih sama dengan ETH, bahkan sampai ke kekurangannya. Perbedaan yang mencolok dari apa itu Ethereum Classic adalah tidak adanya mayoritas pengembang asli Ethereum versi awal di platform ETC. Pasalnya, kedua pendirinya memilih untuk meninggalkan ETC dan mengembangkan blockchain baru.
Perbedaan lainnya adalah karena ETC tidak cocok dengan pembaruan yang ada di blockchain ETH. Dilihat dari definisinya, hard fork merupakan pembaruan yang tidak kompatibel. Ketika seperangkat aturan yang baru mulai diterapkan, maka rantai baru dan penggunanya akan benar-benar terputus dari rantai aslinya.
Karena perubahan tersebut, akibatnya seluruh pengguna dan sistem rantai asli apa itu Ethereum Classic tidak akan dapat mengakses pembaruan apapun yang terdapat di rantai baru (Ethereum).
Perbedaan lain dari apa itu Ethereum Classic adalah pada harga kriptonya. Per Mei 2021, harga Ether telah melampaui $4,000 sedangkan koin Ethereum Classic hanya dihargai senilai $122.
Meskipun harga dan kapitalisasi pasar ETH jauh lebih unggul, tetapi beberapa investor kripto dengan modal kecil justru tertarik dengan apa itu Ethereum Classic dan beralih ke ETC karena harganya hampir 30 kali lipat lebih murah.
Kapitalisasi pasar kripto dihitung dengan mengalikan harga mata uang (berdasarkan mata uang fiat) dengan jumlah koin atau token yang beredar. Ethereum Classic memiliki 129,5 juta koin yang beredar dan kapitalisasi pasar sebesar $5,1 miliar. Sementara itu, jumlah token ETH ada sekitar 117,3 juta dengan kapitalisasi pasar lebih dari $375.
Berdasarkan data yang ada, kinerja dari apa itu Ethereum Classic dapat dikatakan cukup baik. Pasalnya, nilai kapitalisasi pasar ETC berhasil meroket ke angka 398 triliun rupiah per Mei 2021.
Cara Kerja ETC
Setelah mengetahui apa itu Ethereum Classic dan perbedaannya dengan ETH, Anda mungkin bertanya tentang cara kerjanya. Seperti halnya Bitcoin, ETC menggunakan mekanisme konsensus Proof-of-Work (PoW). Nantinya, keamanan jaringan ditangani oleh penambang yang memiliki kemampuan komputasi.
Saat jaringan digunakan, penting untuk memastikan bahwa transaksi terjadi dalam urutan yang sudah dibuat. Kemudian, penambang akan mewujudkannya dengan menyelesaikan komputasi yang sulit agar blok dapat berfungsi. Proses ini merupakan salah satu cara untuk mengamankan jaringan dari orang-orang tidak bertanggung jawab.
Fitur penting pada ETC memungkinkan pengguna untuk menjalankan smart contract yang berisi perjanjian yang ditulis dalam sebuah baris kode. Karena seluruh proses dilakukan secara mandiri, maka tidak perlu keberadaan pihak ketiga yang menangani transaksi antara penjual dan pembeli. Selain itu, ETC juga sudah mengadopsi kebijakan moneter tetap.
Itulah penjelasan lengkap mengenai apa itu Ethereum Classic. Walaupun nama dan sistemnya hampir sama dengan Ethereum, tetapi sebenarnya ada perbedaan yang besar di antara keduanya. Selain itu, cara kerja ETC juga sama saja dengan Bitcoin.
(*)